Monday, March 7, 2011

A brand new God


Mungkin separuh lebih populasi manusia di dunia ini memiliki Tuhan baru ini, setidak-tidaknya pernah merasakan dan menikmatinya. Sejak kita kecil, kita sudah disuguhi oleh acara-acara yang mungkin tidak layak untuk dikonsumsi oleh usia seperti kita dahulu dan anak2 dibawah umur sekrang. Konten2 seperti kekerasan, pornografi dan acara berbau klenik sangat mudah untuk kita nikmati. Ibarat jamur jika satu memulai maka jamur2 lainnya akan banyak bermunculan dengan konten yang sama tetapi kemasannya saja yang berbeda, kalo saya bilang mungkin kejar setoran/ berlomba-lomba mencari keuntungan padahal mereka tau kalau itu adalah SAMPAH atau tidak berguna.
Belum lagi acara drama keluarga atau biasa disebut sinetron yang ceritanya tidak perlu dipertanyakan lagi, benar2 jiplakan dan memiliki alur yang sama, dan sekali saya katakan SAMPAH. Ya bolehlah jika pemasarannya untuk masyarakat kampung dengan tingkat pendidikan dibawah rata2 dan kurang melek informasi, mungkin jika target pemasarannya adalah itu bisa tercapai lalu bagaimana dengan masyarakat yang pendidikannya lebih tinggi dan sangat kritis terhadap suatu hal, saya pikir mereka pasti akan berpendapat yang negatif atau bisa juga positif. Sekarang ini kita terlalu di cekoki oleh tontonan2 yang sarat kontent non-edukatif dan sangat minim informasi, seperti ini yang disebut Pembodohan Massal.
Disatu sisi bisa memberikan dampak positif tetapi disatu sisi bisa memberikan dampak negatif juga, tergantung orang tersebut.
ya udah deh males gw berpanjang-panjang ria..to the point aja kali ya! :p
So the point is, televisi di Indonesia lebih banyak menyuguhkan konten2 non-Educatif ketimbang konten Edukasinya..
Tuhan baru kita adalah televisi dan kita adalah pengikut setia Tuhan baru itu..except we don't have tv..:p
piisss yo!!